Jika
kita mengamati fenomena UFO, maka kita mempunyai dugaan sekaligus
harapan bahwa mereka datang dari luar angkasa. Alam semesta yang
berisikan galaksi, bintang-bintang dan planet-planet, tentu menimbulkan
tanda tanya, apakah hanya di planet Bumi ini saja ada kehidupan cerdas?
Sekarang
marilah kita berangkat dengan sebuah asumsi terlebih dahulu. Asumsi ini
bukan kesimpulan, tapi dasar yang akan kita gunakan sebagai bahan
pemikiran. Oleh karena itu, kita tidak perlu mempertanyakan mengenai
kebenaran asumsi, melainkan ini hanya sebagai sebuah pengandaian saja.
Marilah
kita berasumsi bahwa UFO itu ada atau dengan bahasa lain, jika UFO itu
ada, maka tentunya akan banyak hal yang secara logis harus terjadi. UFO
yang dimaksud di sini tentunya adalah sebuah kendaraan yang dipergunakan
oleh makhluk cerdas dari luar planet bumi. Kita tidak berasumsi tentang
UFO atau makhluk yang datang dari dimensi lain atau dari waktu yang
berbeda, namun marilah kita batasi asumsi kita dengan makhluk luar bumi
atau makhluk luar angkasa.
Apakah
mereka baru saja datang ke planet bumi ini? Adalah sebuah kebetulan
jika saat ini kita memiliki teknologi ruang angkasa lalu kemudian kita
juga menerima tamu yang datang dari planet lain. Menurut pendapat saya,
kedatangan mereka sangat mungkin sudah sejak dulu. Hanya saja kemampuan
pemahaman manusia berbeda-beda dari masa ke masa. Dengan asumsi ini, jika mereka sudah datang sejak dulu, maka besar kemungkinan ada di antara mereka yang telah berbaur dengan manusia bumi di jaman dahulu.
Jika
kita berasumsi bahwa mereka berasal dari luar bumi, tentunya, kita
dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya mengunjungi planet bumi saja.
Artinya, bumi bukan merupakan satu-satunya tempat tujuan. Jika mereka
berasal dari luar tata surya kita, menurut pendapat saya, mereka pasti
juga akan mengunjungi benda-benda angkasa lain yang ada di tata surya
kita, terutama benda-benda langit yang menarik perhatian mereka.
Lalu,
yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah mereka hanya berkunjung saja?
Apakah hanya sekedar lewat, melakukan pengamatan atau melakukan sesuatu
di sana, dan kemudian pergi lagi? Menurut saya tentu tidak demikian.
Besar kemungkinan mereka akan melakukan pendaratan, mencoba bisa tinggal
di sana, tentunya dengan membangun sebuah pangkalan atau koloni. Hal
yang paling mudah dalam membangun sebuah pangkalan di mana kondisi
permukaan tidak sesuai dengan kebutuhan fisik, adalah membuat pangkalan
di bawah tanah. Pangkalan bawah tanah jelas memiliki tingkat keamaan
yang baik, kerahasiaan terjamin dan pengaturan sistem habitatnya juga
mudah.
Manusia
bisa sakit karena ulah sebuah mikro-organisme, baik berupa baksil,
bakteri maupun virus. Ketika kita mengamati cerita "The War of The
Worlds", kita sering dibuat kecewa mengenai akhir dari kisah serangan
aliens yang ternyata selesai begitu saja saat aliens keluar dari pesawat
mereka dan kemudian mati dengan sendirinya karena ulah mikro-organisme
yang ada di bumi ini. Namun, bagaimana jika sebaliknya?
Ketika
astronaut NASA ke bulan, mereka memasuki sebuah ruangan karantina untuk
mencegah adanya mikro-organisme yang ikut terbawa dari luar angkasa ke
bumi, yang dikhawatirkan berbahaya untuk manusia. Lalu, bagaimana dengan
makhluk luar angkasa yang datang ke bumi? Apakah mereka paham akan
prosedur karantina? Apakah mereka cukup hati-hati untuk tidak membawa
mikro-organisme mereka ke bumi? Bisa saja hal itu aman untuk mereka
namun tidak untuk makhluk di bumi.
Jika mereka pertama kali datang ke bumi, barangkali motivasi mereka adalah untuk melakukan eksplorasi tapi apakah
makhluk ET yang datang ke bumi ini bertujuan hanya sekedar eksplorasi
luar angkasa? Manusia dengan sejarah panjangnya yang penuh dengan
peperangan, selalu mempunyai bayangan bahwa jika ada makhluk ET ke bumi,
bukan mustahil mereka akan melakukan invasi. Hanya saja, di sisi lain
ada pertanyaan, jika teknologi mereka begitu hebat, mengapa kita masih
aman-aman saja sampai sekarang? Ataukah, kita saat ini sudah menjadi
jajahan mereka tanpa kita sadari?
Kita di bumi ini
yang mendapat edukasi dari film Star Trek, bahwa federasi tidak boleh
campur tangan di sebuah planet yang secara teknologi belum mencapai
teknologi perjalanan antar bintang, mengira bahwa sikap
sembunyi-sembunyi dari UFO ini adalah bagian dari aturan antar galaktik
itu. Tapi apakah mereka juga menonton Star Trek?
Makhluk
UFO datang dari tempat yang jauh, dari gugusan bintang-bintang yang
jaraknya sangat fantastis untuk ukuran manusia saat ini. Bagi kita yang
sudah mengenal teknologi, jelas untuk bisa mengarungi ruang angkasa
membutuhkan teknologi yang tidak sederhana. Tak heran jika banyak
peneliti bahkan juga dinas rahasia negara yang berusaha memperoleh
teknologi itu.
Bagaimana caranya?
Meskipun banyak negara,
termasuk Amerika Serikat, membantah adanya UFO, namun tak dapat
disangkal bahwa mereka sering melakukan upaya penyergapan serta berusaha
menembak jatuh pesawat makhluk luar angkasa itu. Beberapa memang jatuh,
seperti yang terjadi di Afrika Selatan, tepatnya di gurun Kalahari.
Demikian pula dengan jatuhnya UFO di Roswell dan Aztec, New Mexico.
Belum lagi pernah ada berita bahwa ada UFO yang jatuh di Siberia.
Singkat kata, insiden jatuhnya UFO bukan hanya satu atau dua kali saja.
Lalu,
apa yang bisa diperoleh dari temuan reruntuhan pesawat itu? Teknologi
apa yang bisa diambil? Mungkinkah membuat pesawat serupa dengan bahan
yang ada di bumi? Atau, setidaknya, adakah perangkat-perangkat khusus di
pesawat UFO yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia?
Kita
sering berpikir bahwa makhluk cerdas harusnya seperti manusia. Padahal
belum tentu. Bahasa dan perilaku yang ditampilkan bisa dimaknai berbeda.
Tertawa bagi kita, belum tentu artinya sama untuk mereka. Seperti yang
pernah dipertanyakan, apakah alien tersenyum?
Namun, yang menarik
adalah, apakah makhluk ET mempelajari budaya manusia? Apakah mereka bisa
menikmati musik-musik karya kita? Melihat film yang dibuat para sineas
kita? Atau, mereka seperti kucing, yang tidak akan bergoyang-goyang kaki
meski ada musik merdu? Apakah aliens juga memutar DVD player dan
melihat film-film box office? Apakah ada televisi di sana, atau
setidaknya radio dan memantau berita atau keadaan di bumi? Sejauh yang
diceritakan oleh para korban penculikan oleh alien, tak ada seperti itu,
bahkan bisa saja makhluk UFO tidak menggunakan kamera (tidak menyimpan
foto/gambar).
Sejarah
manusia di planet bumi tidak pernah berhenti dari peperangan. Walau
bisa jadi lebih banyak manusia yang mendambakan perdamaian, namun
kenyataan perang tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Pengalaman
perang dunia pertama dan kedua yang cukup fatal tidak mengubah kebiasaan
itu, bahkan sangat mungkin munculnya pesawat UFO yang dianggap canggih
akan menjawab ambisi untuk berkuasa. Artinya, siapa yang menguasai
teknologi UFO boleh jadi akan menjadi negara paling hebat di planet ini.
Namun
ini bukan masalah teknologi semata. Seperti Ronald Reagan pernah
mengatakan di tahun 1988, "occasionally think how quickly our
differences, worldwide, would vanish if we were facing an alien threat
from outside this world", jelas ini merupakan pemikiran logis tentang
adanya bahaya dari makhluk luar angkasa.
Tentu kita berharap agar
makhluk luar angkasa yang datang ke planet bumi ini adalah pelancong
antariksa yang membawa misi damai. Tapi bagaimana jika tidak?
Kebaradaan
makhluk cerdas dari luar bumi memberi implikasi terjalinnya hubungan
kerja sama antara berbagai pihak. Hubungan itu bisa dalam bentuk
pertukaran teknologi, budaya, kerja sama perdagangan dan banyak hal
lainnya. Di sisi lain, dalam sebuah hubungan bisa juga terjadi konflik,
di mana jika tidak ada kata sepakat maka bisa terjadi putusnya hubungan
bahkan kemungkinan perperangan.
Jika suatu saat telah terjadi
hubungan secara terbuka, maka tidak mustahil akan ada duta antariksa.
Apa yang ditayangkan di film fiksi ilmiah seperti Babylon 5 atau Star
Trek, boleh jadi akan menjadi sebuah kenyataan di masa mendatang.
Manusia akan menempatkan wakilnya di planet lain dan makhluk dari planet
lain juga akan menunjuk duta antariksanya.
Mengamati
banyaknya laporan UFO yang masuk, uniknya, jarang sekali ada bentuk UFO
yang sama persis. Begitu banyak jenis atau bentuk UFO yang terlihat.
Model yang beraneka ragam, kemampuan terbang yang berbeda-beda, menjadi
tanda tanya, apakah pengunjung yang datang ke planet bumi ini berasal
dari satu tempat atau lebih?
Banyak hal yang menarik bisa
dipelajari dari fenomena UFO ini. Banyak aspek-aspek yang terkait, mulai
dari biologi, psikologi, eksopolitik, fisika, dan lainnya. Jika mereka
sudah ada sejak dulu, maka kita mesti bertanya, apakah artefak yang
ditemukan oleh para arkeolog mempunyai hubungan dengan makhluk ET di
masa lampau? Semua itu tentu menarik untuk dipelajari. Di film Contact,
yang dibuat berdasarkan novel karya Carl Sagan, tokoh dalam cerita Ellie
Arroway berkata, "The universe is a pretty big place. It's bigger than
anything anyone has ever dreamed of before. So if it's just us... seems
like an awful waste of space." Akhirnya, saya teringat pada slogan yang
ada di film Close Encounters of The Third Kind yang penah saya lihat,
"We are not alone."
Sumber : http://www.keepo.me/the-unsolved-mystery-channel/10-kemungkinan-logis-yang-akan-terjadi-jika-ufo-benar-benar-ada-dan-hidup-bersama-kita-di-bumi-ini
Jika
kita mengamati fenomena UFO, maka kita mempunyai dugaan sekaligus
harapan bahwa mereka datang dari luar angkasa. Alam semesta yang
berisikan galaksi, bintang-bintang dan planet-planet, tentu menimbulkan
tanda tanya, apakah hanya di planet Bumi ini saja ada kehidupan cerdas?
Sekarang
marilah kita berangkat dengan sebuah asumsi terlebih dahulu. Asumsi ini
bukan kesimpulan, tapi dasar yang akan kita gunakan sebagai bahan
pemikiran. Oleh karena itu, kita tidak perlu mempertanyakan mengenai
kebenaran asumsi, melainkan ini hanya sebagai sebuah pengandaian saja.
Marilah
kita berasumsi bahwa UFO itu ada atau dengan bahasa lain, jika UFO itu
ada, maka tentunya akan banyak hal yang secara logis harus terjadi. UFO
yang dimaksud di sini tentunya adalah sebuah kendaraan yang dipergunakan
oleh makhluk cerdas dari luar planet bumi. Kita tidak berasumsi tentang
UFO atau makhluk yang datang dari dimensi lain atau dari waktu yang
berbeda, namun marilah kita batasi asumsi kita dengan makhluk luar bumi
atau makhluk luar angkasa.
Apakah
mereka baru saja datang ke planet bumi ini? Adalah sebuah kebetulan
jika saat ini kita memiliki teknologi ruang angkasa lalu kemudian kita
juga menerima tamu yang datang dari planet lain. Menurut pendapat saya,
kedatangan mereka sangat mungkin sudah sejak dulu. Hanya saja kemampuan
pemahaman manusia berbeda-beda dari masa ke masa. Dengan asumsi ini, jika mereka sudah datang sejak dulu, maka besar kemungkinan ada di antara mereka yang telah berbaur dengan manusia bumi di jaman dahulu.
Jika
kita berasumsi bahwa mereka berasal dari luar bumi, tentunya, kita
dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya mengunjungi planet bumi saja.
Artinya, bumi bukan merupakan satu-satunya tempat tujuan. Jika mereka
berasal dari luar tata surya kita, menurut pendapat saya, mereka pasti
juga akan mengunjungi benda-benda angkasa lain yang ada di tata surya
kita, terutama benda-benda langit yang menarik perhatian mereka.
Lalu,
yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah mereka hanya berkunjung saja?
Apakah hanya sekedar lewat, melakukan pengamatan atau melakukan sesuatu
di sana, dan kemudian pergi lagi? Menurut saya tentu tidak demikian.
Besar kemungkinan mereka akan melakukan pendaratan, mencoba bisa tinggal
di sana, tentunya dengan membangun sebuah pangkalan atau koloni. Hal
yang paling mudah dalam membangun sebuah pangkalan di mana kondisi
permukaan tidak sesuai dengan kebutuhan fisik, adalah membuat pangkalan
di bawah tanah. Pangkalan bawah tanah jelas memiliki tingkat keamaan
yang baik, kerahasiaan terjamin dan pengaturan sistem habitatnya juga
mudah.
Manusia
bisa sakit karena ulah sebuah mikro-organisme, baik berupa baksil,
bakteri maupun virus. Ketika kita mengamati cerita "The War of The
Worlds", kita sering dibuat kecewa mengenai akhir dari kisah serangan
aliens yang ternyata selesai begitu saja saat aliens keluar dari pesawat
mereka dan kemudian mati dengan sendirinya karena ulah mikro-organisme
yang ada di bumi ini. Namun, bagaimana jika sebaliknya?
Ketika
astronaut NASA ke bulan, mereka memasuki sebuah ruangan karantina untuk
mencegah adanya mikro-organisme yang ikut terbawa dari luar angkasa ke
bumi, yang dikhawatirkan berbahaya untuk manusia. Lalu, bagaimana dengan
makhluk luar angkasa yang datang ke bumi? Apakah mereka paham akan
prosedur karantina? Apakah mereka cukup hati-hati untuk tidak membawa
mikro-organisme mereka ke bumi? Bisa saja hal itu aman untuk mereka
namun tidak untuk makhluk di bumi.
Jika mereka pertama kali datang ke bumi, barangkali motivasi mereka adalah untuk melakukan eksplorasi tapi apakah
makhluk ET yang datang ke bumi ini bertujuan hanya sekedar eksplorasi
luar angkasa? Manusia dengan sejarah panjangnya yang penuh dengan
peperangan, selalu mempunyai bayangan bahwa jika ada makhluk ET ke bumi,
bukan mustahil mereka akan melakukan invasi. Hanya saja, di sisi lain
ada pertanyaan, jika teknologi mereka begitu hebat, mengapa kita masih
aman-aman saja sampai sekarang? Ataukah, kita saat ini sudah menjadi
jajahan mereka tanpa kita sadari?
Kita di bumi ini
yang mendapat edukasi dari film Star Trek, bahwa federasi tidak boleh
campur tangan di sebuah planet yang secara teknologi belum mencapai
teknologi perjalanan antar bintang, mengira bahwa sikap
sembunyi-sembunyi dari UFO ini adalah bagian dari aturan antar galaktik
itu. Tapi apakah mereka juga menonton Star Trek?
Makhluk
UFO datang dari tempat yang jauh, dari gugusan bintang-bintang yang
jaraknya sangat fantastis untuk ukuran manusia saat ini. Bagi kita yang
sudah mengenal teknologi, jelas untuk bisa mengarungi ruang angkasa
membutuhkan teknologi yang tidak sederhana. Tak heran jika banyak
peneliti bahkan juga dinas rahasia negara yang berusaha memperoleh
teknologi itu.
Bagaimana caranya?
Meskipun banyak negara,
termasuk Amerika Serikat, membantah adanya UFO, namun tak dapat
disangkal bahwa mereka sering melakukan upaya penyergapan serta berusaha
menembak jatuh pesawat makhluk luar angkasa itu. Beberapa memang jatuh,
seperti yang terjadi di Afrika Selatan, tepatnya di gurun Kalahari.
Demikian pula dengan jatuhnya UFO di Roswell dan Aztec, New Mexico.
Belum lagi pernah ada berita bahwa ada UFO yang jatuh di Siberia.
Singkat kata, insiden jatuhnya UFO bukan hanya satu atau dua kali saja.
Lalu,
apa yang bisa diperoleh dari temuan reruntuhan pesawat itu? Teknologi
apa yang bisa diambil? Mungkinkah membuat pesawat serupa dengan bahan
yang ada di bumi? Atau, setidaknya, adakah perangkat-perangkat khusus di
pesawat UFO yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia?
Kita
sering berpikir bahwa makhluk cerdas harusnya seperti manusia. Padahal
belum tentu. Bahasa dan perilaku yang ditampilkan bisa dimaknai berbeda.
Tertawa bagi kita, belum tentu artinya sama untuk mereka. Seperti yang
pernah dipertanyakan, apakah alien tersenyum?
Namun, yang menarik
adalah, apakah makhluk ET mempelajari budaya manusia? Apakah mereka bisa
menikmati musik-musik karya kita? Melihat film yang dibuat para sineas
kita? Atau, mereka seperti kucing, yang tidak akan bergoyang-goyang kaki
meski ada musik merdu? Apakah aliens juga memutar DVD player dan
melihat film-film box office? Apakah ada televisi di sana, atau
setidaknya radio dan memantau berita atau keadaan di bumi? Sejauh yang
diceritakan oleh para korban penculikan oleh alien, tak ada seperti itu,
bahkan bisa saja makhluk UFO tidak menggunakan kamera (tidak menyimpan
foto/gambar).
Sejarah
manusia di planet bumi tidak pernah berhenti dari peperangan. Walau
bisa jadi lebih banyak manusia yang mendambakan perdamaian, namun
kenyataan perang tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Pengalaman
perang dunia pertama dan kedua yang cukup fatal tidak mengubah kebiasaan
itu, bahkan sangat mungkin munculnya pesawat UFO yang dianggap canggih
akan menjawab ambisi untuk berkuasa. Artinya, siapa yang menguasai
teknologi UFO boleh jadi akan menjadi negara paling hebat di planet ini.
Namun
ini bukan masalah teknologi semata. Seperti Ronald Reagan pernah
mengatakan di tahun 1988, "occasionally think how quickly our
differences, worldwide, would vanish if we were facing an alien threat
from outside this world", jelas ini merupakan pemikiran logis tentang
adanya bahaya dari makhluk luar angkasa.
Tentu kita berharap agar
makhluk luar angkasa yang datang ke planet bumi ini adalah pelancong
antariksa yang membawa misi damai. Tapi bagaimana jika tidak?
Kebaradaan
makhluk cerdas dari luar bumi memberi implikasi terjalinnya hubungan
kerja sama antara berbagai pihak. Hubungan itu bisa dalam bentuk
pertukaran teknologi, budaya, kerja sama perdagangan dan banyak hal
lainnya. Di sisi lain, dalam sebuah hubungan bisa juga terjadi konflik,
di mana jika tidak ada kata sepakat maka bisa terjadi putusnya hubungan
bahkan kemungkinan perperangan.
Jika suatu saat telah terjadi
hubungan secara terbuka, maka tidak mustahil akan ada duta antariksa.
Apa yang ditayangkan di film fiksi ilmiah seperti Babylon 5 atau Star
Trek, boleh jadi akan menjadi sebuah kenyataan di masa mendatang.
Manusia akan menempatkan wakilnya di planet lain dan makhluk dari planet
lain juga akan menunjuk duta antariksanya.
Mengamati
banyaknya laporan UFO yang masuk, uniknya, jarang sekali ada bentuk UFO
yang sama persis. Begitu banyak jenis atau bentuk UFO yang terlihat.
Model yang beraneka ragam, kemampuan terbang yang berbeda-beda, menjadi
tanda tanya, apakah pengunjung yang datang ke planet bumi ini berasal
dari satu tempat atau lebih?
Banyak hal yang menarik bisa
dipelajari dari fenomena UFO ini. Banyak aspek-aspek yang terkait, mulai
dari biologi, psikologi, eksopolitik, fisika, dan lainnya. Jika mereka
sudah ada sejak dulu, maka kita mesti bertanya, apakah artefak yang
ditemukan oleh para arkeolog mempunyai hubungan dengan makhluk ET di
masa lampau? Semua itu tentu menarik untuk dipelajari. Di film Contact,
yang dibuat berdasarkan novel karya Carl Sagan, tokoh dalam cerita Ellie
Arroway berkata, "The universe is a pretty big place. It's bigger than
anything anyone has ever dreamed of before. So if it's just us... seems
like an awful waste of space." Akhirnya, saya teringat pada slogan yang
ada di film Close Encounters of The Third Kind yang penah saya lihat,
"We are not alone."
Sumber : http://www.keepo.me/the-unsolved-mystery-channel/10-kemungkinan-logis-yang-akan-terjadi-jika-ufo-benar-benar-ada-dan-hidup-bersama-kita-di-bumi-ini
0 comments:
Post a Comment