Monday, May 19, 2014

Sejarah BKC (Bandung Karate Club)

Posted by Afifah at 12:04 AM 0 comments


Created on Saturday, 10 January 2009 15:21
Last Updated on Saturday, 22 February 2014 09:12
Written by Administrator/Kamal Advani
Hits: 28295
Selayang Pandang BKC
        BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan Sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.

Maksud dan Tujuan
          BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-menghormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.

Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
          Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, Baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.

Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
          Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, Selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) Saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.

Kegiatan-Kegiatan
          Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan: PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI.


Sumber : http://bandungkarateclub.com/cms/sejarah
 

Sunday, May 18, 2014

Dampak Positif Dan Negatif Dari Kendaraan Bermotor

Posted by Afifah at 11:41 PM 2 comments

Kegunaan kendaraan bermotor memang terasa sekali, urusan bisnis, berangkat sekolah, berangkat kerja, pergi ke rumah saudara bisa dengan mudah dan cepat terfasilitasi oleh kendaraan bermotor milik pribadi yang kita miliki. Tidak perlu capek menunggu dan berdesakan di kendaraan umum ataupun bermandi keringat karena jalan kaki dan bersepeda, semua bisa diatasi dengan kendaraan pribadi yang kita punya, hanya perlu hidupkan kendaraannya, lalu “tarik” gasnya, sangat mudah dan cepat. Untuk hal seperti itu kendaraan pribadi memang bisa menjadi solusi, semua bisa dilakukan dengan waktu yang tidak panjang dan cara yang mudah.
Sepertinya kita terlalu terlena dengan manfaat kendaraan bermotor yang kita miliki. Loh? Maksudnya? Bukankah benar, jika kendaraan yang kita punya memiliki manfaat dan sangat membantu kita. Benar, kendaraan bermotor dapat membantu mempermudah, memperdekat, dan mempercepat segala bentuk pekerjaan kita yang berhubungan dengan jarak. Tetapi, kembali lagi segala sesuatunya pasti memiliki nilai positif dan negatif. Begitupun dengan kendaraan bermotor yang kita punya. Nah, ditulisan ini lah saya akan menyorot dampak negatif dari kendaraan bermotor yang ada. Bahkan sekarang sudah dapat dirasakan hal yang tidak diharapkan dari hadirnya kendaraan bermotor.
 Menurut data yang ada, transaksi pembelian kendaraan bermotor di tahun 2011 berada di kisaran satu juta transaksi pembelian. Sungguh angka yang besar, karena jika dibagi kedalam dua belas bulan, berarti ada sekitar 83.333 kendaraan yang diboyong ke rumah setiap bulannya selama tahun 2011, atau ada 2.778 kendaraan bermotor yang dibeli setiap harinya. Bahkan diprediksikan akan meningkat tajam di tahun 2012. Hasilnya, akan banyak kendaraan bermotor yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) adalah kota dimana banyak terdapat kendaraan bermotor. Diperkirakan ada sekitar 11.000.000 juta kendaraan bermotor yang melintas dijalan Jabodetabek setiap harinya. Jika dibandingkan dengan panjang dan luas jalan yang disediakan ternyata tidaklah sebanding dengan kendaraan yang melintasinya. Hasilnya, tentu saja kita harus menghadapi kondisi mengantri jalan atau macet di jam dan titik jalan tertentu yang biasa dipadati oleh kendaraan bermotor. Jika sudah macet, tentunya ada waktu yang terbuang, dimana jika kita seorang pebisnis, satu menit saja sangat berharga, tapi karena macet yang terjadi, bukan lagi satu atau dua menit yang terbuang sia-sia, bisa saja 30 menit bahkan berjam-jam yang terbuang. Saya pribadi adalah seorang mahasiswa, setiap senin pagi dan jumat sore saya selalu menggunakan jalan bekasi- depok atau depok-bekasi yang di setiap hari itu pula kondisi jalan hampir selalu padat merayap. Memang macet yang terjadi hanya dikondisi dan waktu tertentu, tetapi kndisi dan waktu tertentu itu adalah waktu dimana orang harus memulai aktivitasnya, dan ini terasa mengganggu.
Permasalahan lainnya adalah jumlah polusi yang dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor. Banyak kendaraan yang sudah melakukan uji standar emisi, tetapi banyak pula kendaraan yang masih belum diujikan dan belum lolos dari uji standar emisi yang disediakan pemerintah. Bayangkan jika ada 11 juta kendaraan yang melitas di Jabodetabek dengan masing-masing kendaraan memiliki andil dalam menyumbang asap polusi, berarti sehari-hari udara yang kita hirup bisa jadi sudah banyak terkontaminasi oleh polusi. Efeknya memang tidak terasa langsung dihari itu saja, namun jika kadar ambang batas polusi di tubuh meningkat, maka tubuh tidak akan membohongi kita dengan berpura-pura sehat. Jika penyakit telah muncul, maka kerugian waktu lagi yang akan kita dapatkan. Ya, dimana kita tidak dapat bekerja produktif seperti hari- hari biasanya.
Selain masalah kemacetan dan polusi, masalah lain yang bisa muncul akibat membludaknya kendaraan bermotor adalah meningkatnya angka kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, dan kesenjangan sosial. Banyak kecelakaan yang terjadi karena kurang piawainya si pengendara dalam mengemudikan kendaraan bermotornya. Tidak sedikit pula yang mengalami kecelakaan ini adalah anak dibawah umur 17 tahun. Hal ini disebabkan banyak orang tua yang tidak terlalu peduli akan pentingnya pengawasan terhadap anak yang mengendarai kendaraan bermotor. Si anak dengan beralasan ingin seperti temannya yang memakai kendaraan bermotor, merengek kepada orang tuanya agar diizinkan mengendarai kendaraan bermotor yang dimilikinya.
Sah- sah saja jika memang si orang tua mengizinkannya, tetapi harus mengetahui resiko yang akan terjadi. Pelanggaran lalu lintas juga sangat sering terjadi, contohnya adalah penerobosan rambu lalu lintas, menyalip/mengebut, dan penggunaan trotoar karena jalan yang tak cukup menampung volume kendaraan adalah beberapa penyebabnya. Trend ikut- ikutan karena ingin dianggap mampu membeli kendaraan bermotor juga menjadi salah satu penyebab semakin membludaknya kendaraan bermotor. Akibatnya sering muncul permasalahan sosial, dimana banyak juga kejadian pencurian kendaraan bermotor karena masalah ekonomi. Hal ini dapat terjadi ketika masyarakat tidak lagi mementingkan orang disekelilingnya dan mengabaikan kaum yang kekurangan, dengan melakukan tindakan konsumtif demi kepentingan individu.
Jika sudah banyak terjadi masalah yang ditimbulkan, barulah tersadar akan efek negatif dari tidak arifnya kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Hasilnya banyak tuntutan kepada pemerintah untuk memberikan ketegasan dan peraturan yang dapat mengatasi masalah macet, polusi, dan lainnya yang ditimbulkan karena pembludakan kendaraan bermotor. Seharusnya bukan hanya sikap menuntut saja yang kita lakukan, kesadaran diri dan langkah solutif perlu juga kita lakukan untuk memperkecil dampak yang timbul.
Menggunakan kendaraan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan adalah langkah awal yang bisa kita lakukan. Gunakanlah kendaraan umum dengan intensitas yang lebih sering dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor yang kita miliki, jika takut terlambat karena macet, maka berangkatlah lebih awal dan gunakan transportasi masal yang lebih sedikit terkena resiko macet. Tidak ada salahnya berkorban demi kepentingan bersama. Kurangilah perilaku konsumtif terhadap kendaraan bermotor, artinya beli kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai setiap orang dirumah memiliki satu kendaraan bermotor, ini hanya akan menambah banyaknya volume kendaraan. Pastikan kendaraan bermotor yang anda beli sudah lulus uji emisi, ini penting untung lingkungan dan kesehatan kita. Sekalipun kita harus menggunakan kendaraan pribadi, gunakan prinsip “three in one” walaupun anda sedang tidak dalam kawasan yang menggunakan peraturan tersebut. Hal ini dapat mengurangi banyaknya kendaraan bermotor yang hanya digunakan oleh satu orang dalam satu kendaraan.
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menerapkan peraturan tentang hak kepemilikan kendaraan bermotor bisa menjadi alternatif pemecahan masalah. Peraturan yang lebih tegas tentang lalu lintas, waktu kepemilikan kendaraan, pengontrolan penjualan kendaraan bermotor, dan jumlah kendaraan maksimal yang harus dimiliki sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kemacetan diakibatkan tidak sebandingnya volume kendaraan dengan luas jalan, berarti harus ada solusi dalam menambah jalan bagi kendaraan. Memangun fly over bisa dijadikan solusi, tetapi harus diimbangi dengan penanaman pohon sebagai pereduksi polusi. Pemerintah juga harus bisa menyediakan sarana transportasi masal yang lebih nyaman dan aman bagi penggunanya.
Dengan merawat dan memperbanyak kerta api listrik, armada bus, dan membangun monorail ataupun subway diharapkan bisa menarik minat massa untuk lebih memilih tansporatasi umum disbanding dengan kendaraan pribadi. Tentunya harus didukung dengan membayar pajak, tiket, dan tidak merusak fasilitas yang telah disediakan agar semua fasilitas dapat terbangun dan terjaga dengan baik. Jika kita bisa melakukan langkah- langkah kecil seperti ini, bukanlah suatu hal yang mustahil permasalahan yang muncul karena pembludakan kendaraan bisa sedikit terkurangi. Kita harus mengingat bahwa perubahan besar ada karena perbuhan kecil yang kita lakukan. Mulailah perubahan dari diri kita sendiri dan jadikanlah diri kita inspirasi bagi orang lain.

Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/01/15/kendaraan-bermotor-dan-dampak-yang-ditimbulkannya-431101.html

Saturday, May 17, 2014

Abu Bakar Ash-Shidiq

Posted by Afifah at 8:02 PM 0 comments


Daftar Isi :
-     Biografi Abu Bakar Ash_shidiq
-     Awal Kehidupan
-     Masa bersama nabi
-     Perang Ridda
-     Ekspedisi ke Utara
-     Qur’an
-     Kematian


­Pembahasan
Biografi
Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Awal Kehidupan
Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Taim , sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Masa Bersama Nabi
Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.
Memeluk Islam
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh nabi Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd Rahman berpisah.
Penyiksaan oleh Quraisy
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan 'pun setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun ((632)) M.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas.
Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah.
Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, "Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab)."
Ekspedisi Ke Utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.
Qur’an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang Riddah, banyak para penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran al-Qur'an dari para penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.
Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.

Monday, May 19, 2014

Sejarah BKC (Bandung Karate Club)

Posted by Afifah at 12:04 AM 0 comments


Created on Saturday, 10 January 2009 15:21
Last Updated on Saturday, 22 February 2014 09:12
Written by Administrator/Kamal Advani
Hits: 28295
Selayang Pandang BKC
        BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan Sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.

Maksud dan Tujuan
          BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-menghormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.

Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
          Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, Baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.

Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
          Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, Selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) Saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.

Kegiatan-Kegiatan
          Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan: PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI.


Sumber : http://bandungkarateclub.com/cms/sejarah
 

Sunday, May 18, 2014

Dampak Positif Dan Negatif Dari Kendaraan Bermotor

Posted by Afifah at 11:41 PM 2 comments

Kegunaan kendaraan bermotor memang terasa sekali, urusan bisnis, berangkat sekolah, berangkat kerja, pergi ke rumah saudara bisa dengan mudah dan cepat terfasilitasi oleh kendaraan bermotor milik pribadi yang kita miliki. Tidak perlu capek menunggu dan berdesakan di kendaraan umum ataupun bermandi keringat karena jalan kaki dan bersepeda, semua bisa diatasi dengan kendaraan pribadi yang kita punya, hanya perlu hidupkan kendaraannya, lalu “tarik” gasnya, sangat mudah dan cepat. Untuk hal seperti itu kendaraan pribadi memang bisa menjadi solusi, semua bisa dilakukan dengan waktu yang tidak panjang dan cara yang mudah.
Sepertinya kita terlalu terlena dengan manfaat kendaraan bermotor yang kita miliki. Loh? Maksudnya? Bukankah benar, jika kendaraan yang kita punya memiliki manfaat dan sangat membantu kita. Benar, kendaraan bermotor dapat membantu mempermudah, memperdekat, dan mempercepat segala bentuk pekerjaan kita yang berhubungan dengan jarak. Tetapi, kembali lagi segala sesuatunya pasti memiliki nilai positif dan negatif. Begitupun dengan kendaraan bermotor yang kita punya. Nah, ditulisan ini lah saya akan menyorot dampak negatif dari kendaraan bermotor yang ada. Bahkan sekarang sudah dapat dirasakan hal yang tidak diharapkan dari hadirnya kendaraan bermotor.
 Menurut data yang ada, transaksi pembelian kendaraan bermotor di tahun 2011 berada di kisaran satu juta transaksi pembelian. Sungguh angka yang besar, karena jika dibagi kedalam dua belas bulan, berarti ada sekitar 83.333 kendaraan yang diboyong ke rumah setiap bulannya selama tahun 2011, atau ada 2.778 kendaraan bermotor yang dibeli setiap harinya. Bahkan diprediksikan akan meningkat tajam di tahun 2012. Hasilnya, akan banyak kendaraan bermotor yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) adalah kota dimana banyak terdapat kendaraan bermotor. Diperkirakan ada sekitar 11.000.000 juta kendaraan bermotor yang melintas dijalan Jabodetabek setiap harinya. Jika dibandingkan dengan panjang dan luas jalan yang disediakan ternyata tidaklah sebanding dengan kendaraan yang melintasinya. Hasilnya, tentu saja kita harus menghadapi kondisi mengantri jalan atau macet di jam dan titik jalan tertentu yang biasa dipadati oleh kendaraan bermotor. Jika sudah macet, tentunya ada waktu yang terbuang, dimana jika kita seorang pebisnis, satu menit saja sangat berharga, tapi karena macet yang terjadi, bukan lagi satu atau dua menit yang terbuang sia-sia, bisa saja 30 menit bahkan berjam-jam yang terbuang. Saya pribadi adalah seorang mahasiswa, setiap senin pagi dan jumat sore saya selalu menggunakan jalan bekasi- depok atau depok-bekasi yang di setiap hari itu pula kondisi jalan hampir selalu padat merayap. Memang macet yang terjadi hanya dikondisi dan waktu tertentu, tetapi kndisi dan waktu tertentu itu adalah waktu dimana orang harus memulai aktivitasnya, dan ini terasa mengganggu.
Permasalahan lainnya adalah jumlah polusi yang dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor. Banyak kendaraan yang sudah melakukan uji standar emisi, tetapi banyak pula kendaraan yang masih belum diujikan dan belum lolos dari uji standar emisi yang disediakan pemerintah. Bayangkan jika ada 11 juta kendaraan yang melitas di Jabodetabek dengan masing-masing kendaraan memiliki andil dalam menyumbang asap polusi, berarti sehari-hari udara yang kita hirup bisa jadi sudah banyak terkontaminasi oleh polusi. Efeknya memang tidak terasa langsung dihari itu saja, namun jika kadar ambang batas polusi di tubuh meningkat, maka tubuh tidak akan membohongi kita dengan berpura-pura sehat. Jika penyakit telah muncul, maka kerugian waktu lagi yang akan kita dapatkan. Ya, dimana kita tidak dapat bekerja produktif seperti hari- hari biasanya.
Selain masalah kemacetan dan polusi, masalah lain yang bisa muncul akibat membludaknya kendaraan bermotor adalah meningkatnya angka kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, dan kesenjangan sosial. Banyak kecelakaan yang terjadi karena kurang piawainya si pengendara dalam mengemudikan kendaraan bermotornya. Tidak sedikit pula yang mengalami kecelakaan ini adalah anak dibawah umur 17 tahun. Hal ini disebabkan banyak orang tua yang tidak terlalu peduli akan pentingnya pengawasan terhadap anak yang mengendarai kendaraan bermotor. Si anak dengan beralasan ingin seperti temannya yang memakai kendaraan bermotor, merengek kepada orang tuanya agar diizinkan mengendarai kendaraan bermotor yang dimilikinya.
Sah- sah saja jika memang si orang tua mengizinkannya, tetapi harus mengetahui resiko yang akan terjadi. Pelanggaran lalu lintas juga sangat sering terjadi, contohnya adalah penerobosan rambu lalu lintas, menyalip/mengebut, dan penggunaan trotoar karena jalan yang tak cukup menampung volume kendaraan adalah beberapa penyebabnya. Trend ikut- ikutan karena ingin dianggap mampu membeli kendaraan bermotor juga menjadi salah satu penyebab semakin membludaknya kendaraan bermotor. Akibatnya sering muncul permasalahan sosial, dimana banyak juga kejadian pencurian kendaraan bermotor karena masalah ekonomi. Hal ini dapat terjadi ketika masyarakat tidak lagi mementingkan orang disekelilingnya dan mengabaikan kaum yang kekurangan, dengan melakukan tindakan konsumtif demi kepentingan individu.
Jika sudah banyak terjadi masalah yang ditimbulkan, barulah tersadar akan efek negatif dari tidak arifnya kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Hasilnya banyak tuntutan kepada pemerintah untuk memberikan ketegasan dan peraturan yang dapat mengatasi masalah macet, polusi, dan lainnya yang ditimbulkan karena pembludakan kendaraan bermotor. Seharusnya bukan hanya sikap menuntut saja yang kita lakukan, kesadaran diri dan langkah solutif perlu juga kita lakukan untuk memperkecil dampak yang timbul.
Menggunakan kendaraan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan adalah langkah awal yang bisa kita lakukan. Gunakanlah kendaraan umum dengan intensitas yang lebih sering dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor yang kita miliki, jika takut terlambat karena macet, maka berangkatlah lebih awal dan gunakan transportasi masal yang lebih sedikit terkena resiko macet. Tidak ada salahnya berkorban demi kepentingan bersama. Kurangilah perilaku konsumtif terhadap kendaraan bermotor, artinya beli kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai setiap orang dirumah memiliki satu kendaraan bermotor, ini hanya akan menambah banyaknya volume kendaraan. Pastikan kendaraan bermotor yang anda beli sudah lulus uji emisi, ini penting untung lingkungan dan kesehatan kita. Sekalipun kita harus menggunakan kendaraan pribadi, gunakan prinsip “three in one” walaupun anda sedang tidak dalam kawasan yang menggunakan peraturan tersebut. Hal ini dapat mengurangi banyaknya kendaraan bermotor yang hanya digunakan oleh satu orang dalam satu kendaraan.
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menerapkan peraturan tentang hak kepemilikan kendaraan bermotor bisa menjadi alternatif pemecahan masalah. Peraturan yang lebih tegas tentang lalu lintas, waktu kepemilikan kendaraan, pengontrolan penjualan kendaraan bermotor, dan jumlah kendaraan maksimal yang harus dimiliki sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kemacetan diakibatkan tidak sebandingnya volume kendaraan dengan luas jalan, berarti harus ada solusi dalam menambah jalan bagi kendaraan. Memangun fly over bisa dijadikan solusi, tetapi harus diimbangi dengan penanaman pohon sebagai pereduksi polusi. Pemerintah juga harus bisa menyediakan sarana transportasi masal yang lebih nyaman dan aman bagi penggunanya.
Dengan merawat dan memperbanyak kerta api listrik, armada bus, dan membangun monorail ataupun subway diharapkan bisa menarik minat massa untuk lebih memilih tansporatasi umum disbanding dengan kendaraan pribadi. Tentunya harus didukung dengan membayar pajak, tiket, dan tidak merusak fasilitas yang telah disediakan agar semua fasilitas dapat terbangun dan terjaga dengan baik. Jika kita bisa melakukan langkah- langkah kecil seperti ini, bukanlah suatu hal yang mustahil permasalahan yang muncul karena pembludakan kendaraan bisa sedikit terkurangi. Kita harus mengingat bahwa perubahan besar ada karena perbuhan kecil yang kita lakukan. Mulailah perubahan dari diri kita sendiri dan jadikanlah diri kita inspirasi bagi orang lain.

Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/01/15/kendaraan-bermotor-dan-dampak-yang-ditimbulkannya-431101.html

Saturday, May 17, 2014

Abu Bakar Ash-Shidiq

Posted by Afifah at 8:02 PM 0 comments


Daftar Isi :
-     Biografi Abu Bakar Ash_shidiq
-     Awal Kehidupan
-     Masa bersama nabi
-     Perang Ridda
-     Ekspedisi ke Utara
-     Qur’an
-     Kematian


­Pembahasan
Biografi
Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Awal Kehidupan
Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Taim , sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Masa Bersama Nabi
Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.
Memeluk Islam
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh nabi Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd Rahman berpisah.
Penyiksaan oleh Quraisy
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan 'pun setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun ((632)) M.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas.
Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah.
Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, "Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab)."
Ekspedisi Ke Utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.
Qur’an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang Riddah, banyak para penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran al-Qur'an dari para penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.
Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.
 

P L U V I O P H I L E Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review